BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 23 Januari 2010

DENGARKAN CURHATKU



“ Namanya adalah Echa. E-c-h-a.”
“ Hanya Echa? Aku berbalik ke Angie.
“ Echa Marrietta” dia melanjutkan. Tersenyum manis padaku.
“ Kamu sungguh ingin tahu!” Angie mengejekku. Tapi aku tidak perduli. Aku menginginkan wanita itu. Echa Marietta. Perempuan yang sedang bermain bola kaki disana.
Dan hari itu adalah ketiga kalinya menonton dia disana. Di lapangan pusat dekat kampusku. Mudah untuk menangkap dia karena kami belajar di lokasi yang sama. Lokasi sekolah Katolik dan universitas. Aku adalah mahasiswa di universitas dan dia adalah pelajar di SMA.
Aku telah duduk disana selama 2 jam. Itu lucu, sesungguhnya. Seorang gadis manis hebat bermain bola kaki. “ Lihat!” Aku berseru. Dia terus berlari cepat. Menendang bola dengan kuat. Dia menikmatinya. Tapi…. Oow...ooohhh…!!! sesuatu salah dengan kakinya dan dia jatuh diatas kaki temannya. Tapi seperti tak mungkin dia menggulingkan badannya dengan sekuat tenaga..dan sekarang berdiri tegap. Sungguh cekatan….”ck,ck,ck…!”(Sebuah suara asing keluar dari mulutku). Pelajar-pelajar yang sedang duduk berkeliling menepuk tangan mereka secara tiba-tiba.
Kemudian, ketika latihan selesai, Angie mengenalkan aku padanya. Echa datang dan duduk diantara kami. Dia tidak canggung dengan semuanya. Dia mengeluarkan tangan kanannya dan menyebutkan namanya. Wah! Dia menatapku dengan tajam. Ini adalah sebuah kejutan untukku. Mata bulatnya memancar padaku. Seperti…..kelihatan seperti sebuah sinar rongsen. Sungguh tajam! ‘Waooo…sungguh cantiknya dia hanya dalam beberapa inci. Aku tak berkata apa-apa. Angie membaca itu dan….terimakasih,Tuhan dia mengambil alih situasi ini.
Hanya itu. Aku sungguh-sungguh jatuh cinta pada pandangan pertama.
Dan hari demi hari, kami selalu bersama. Dia adalah seorang gadis manja. Sangat manja. Dia sangat berharga untukku. Aku terkadang menjemputnya setelah sekolah. Menunggu dia bermain bola kaki atau pergi berkeliling bersama ke beberapa tempat, makan bakso di beberapa kedai makan. Tapi sejujurnya aku berkata padamu. Sangat sulit untukku untuk mengatakan aku cinta dia.
Aku mengingat waktu itu.. selama 5 hari aku tak bertemu dengannya.
“ Jangan ganggu aku, Joe”dia memanggilku Joe. Dia lebih suka memanggilku Joe.
“Aku sedang menyiapkan diriku untuk ujian semester”dia berkata padaku. “ Aku akan sangat merindukanmu,Joe”dia menambahkan. Kami duduk diatas bangku di depan gua Maria.
Aku sangat terkejut. “Untuk berapa lama….?”
“Yeahhh…..untuk beberapa abad, mungkin….” Dia tertawa padaku. Dan meletakkan tangan kanannya mengelilingi bahuku.
“ Tidak…Joe. Hanya lima hari.” Dia melanjutkan lagi. Menunjukkan deretan gigi indahnya.
“ Bagaimana dengan saling mengirimkan pesan?” Aku mencoba untuk memberi jalan lain. Yakin! Aku sangat merindukannya, juga. Walaupun hanya dalam lima hari.
“ Tidak…….!” Dia menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk beberapa waktu.
“ Bukannya itu berarti kamu menggangguku?” dia melanjutkan. Membuka matanya lebar.
Dan waktu itu aku mengantarnya dengan sedih. Dia menolakku untuk lima hari…..untuk seratus dua puluh jam. Sungguh lama! Tapi diriku percaya bahwa dia membutuhkan persiapan diri untuk masa percobaan, atau ujian akhir…atau ujian apapun itu.

Aku menjaga diriku untuk tidak menelpon dia seperti biasa.
Sampai….. suatu malam, aku tidak dapat menutup mataku. Atap diatasku, menunjukkan semua yang kulalui dengan Echa sangat jauh.
Melekat di ingatankuEcha datang ke rumah papanku.
“ Hey Joe…”. Aku berjalan untuk menemukan suara itu dan melihatnya. Dia datang mendekat dengan riang.
“ Jooooeeee…….. Dia membuka tangannya dengan lebar. Dan memelukku.
Wah..! Aku merasa aku tidak dapat bernapas. Jantungku berdetak cepat dan cepat. Aku tidak pernah diperlakukan oleh seorang cewek seperti ini.
“ Apa kamu tahu?” Dia kemudian melepaskan pelukannya dan melihatku dengan serius.
“ Ada apa…?” Aku bertanya kembali padanya.
“ Dia tidak menjawab. Berlari dengan cepat, dan dalam beberapa menit kembali. Memegang sebuah kue ulang tahun kecil.
Sementara bernyanyi lagu ulang tahun, dia memintaku untuk meniup dua puluh lilin merah keliling.
Tuhanku. Dia tahu ulang tahunku tapi aku tidak tahu ulang tahunnya. Aku benar-benar lupa ulang tahunku. Ibu dan ayahku tinggal juh di Flores. Aku memotong sepotong dan meletakkannya kedalam mulutnya. Dan dia melakukan hal yang sama.
Sungguh bahagianya kami.
“ Aku mencintaimu Echa” tiba-tiba kalimat baik terucap.
“ Ya….” Dia memekik.” Aku mecintai aku juga. Bercanda.
Sungguh sulit untuk berbicara sesuatu yang serius dengannya. “ Kamu sungguh egois” aku berkata. Tapi dia melanjutkan candaannya.
Dia selalu membuatku bingung dengan kebiasaannya.

**********

Kemudian…… lima hari berlalu, enam hari,…..tujuh hari……sepuluh hari…..tidak ada kabar tentang dia. Dia seperti menghilang. Aku tidak dapat bertahan. Aku mencoba untuk menghubungi Angie dan menemuinya di lapangan utama. Tapi betapa sedihnya aku. Angie berkata Echa tidak ada disini. Dia tidak di Kupang. Dia pergi ke Surabaya seminggu yang lalu. Dokter menyatakan dia positif kanker darah. Dia adalah penderita penyakit serupa itu. Atau semacam pembunuh? ‘Oh, Tuhan. Tolong bantu barbie manisku.
Angie meminta maaf tidak memberitahukan ini padaku.
“ Dia memintaku untuk tidak memberitahumu,bro” Angie memberi alasan.
“ Tapi,…..kenapa,Gie? Kenapa?” Tapi Angie meninggalkanku sendiri disana. Dia pergi menjauh.
Beberapa pelajar sedang bermain basket…..air mataku jatuh di pipiku. ‘Tuhan, tolong selamatkan putri kecilku’.

Beberapa bulan kemudian…..
Pohon-pohon Angsono mengelilingi tanah lapang tempat saksi kesedihanku. Ketika berita buruk itu datang. Barbie manisku telah pergi. Jauh….Aku percaya dengan beberapa malaikat.
Barisan panjang pelajar-pelajar yang memegang bunga telah pergi ke bandara ketika aku berdiri disana. Hatiku hancur. Jenasah diturunkan dari pesawat. Dan pandanganku menjadi gelap.

0 komentar: