BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 23 Januari 2010

BAHAN AJAR AGAMA KRISTEN PROTESTAN

PB I
AGAMA

I. PENGERTIAN AGAMA
Agama dapat diartikan dengan memperhatikan akar katanya. Dalam bahasa Sansekerta kata agama berasal dari kata “ A “ yang artinya TIDAK dan dari kata “ GAMA “ yang artinya KACAU. Jadi secara harafiah Agama berarti TIDAK KACAU. Agama adalah suatu cara ( the way of life ) yang membuat manusia tidak kacau, baik dalam hubungan dengan Tuhan, sesama dan alam semesta.
Dalam bahasa Latin, agama disebut RELIGIO yang berasal dari kata RELIGERE yang berarti mengembalikan ikatan atau mengikatkan kembali dan memperhatikan dengan seksama. Dengan demikian maka agama harus memilki fungsi :
a. Agama harus menjadi pendorong bagi terciptanya kehidupan yang aman, damai, sukacitra dan tentram.
b. Agama harus memanggil manusia untuk menuju kepada kesucian hati dan perdamaian serta kebijaksanaan hidup dan bukan menuju kepada kebencian dan permusuhan.
c. Agama harus memanggil manusia untuk mengangkat derajat dan martabat manusia dan bukan untuk bertikai.

II. PERAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Dalam kehidupan agama, terdapat serangkaian fungsi / peran yang harus dilaksanakan dengan baik. Agama memilki tiga fungsi religious dan itu merupakan ciri khas dari agama yang membedakannya dengan lembaga- lembaga lain di dunia ini.


Ketiga fungsi itu adalah :
a. Fungsi pelayanan sabda Tuhan : mewartakan ajaran dari Tuhan atau sesuatu yang dipercayainya
b. Fungsi penyucian : mendatangkan rahmat penyelamatan dari Tuhan
c. Fungsi penggembalaan : mebrikan pimpinan dan bimbingan kepada warganya sendiri.
Selain ketiga fungsi diatas, agama juga memilki dua peran yaitu peran konstruktif dan peran deskruktif.
Sebagai lembaga, agama memilki peran konstruktif diantaranya:
1. Memberikan rasa aman bagi pemeluknya dengan cara :
a. Menjawab kebutuhan pemeluknya untuk mendekatkan diri pada Tuhan
b. Melaksanakan cara- cara pengungkapan hubungannya denga Tuhan dan sesama
c. Memberikan pembinaan umat beragama.
2. Sebagai saran atau tempat pengembagan diri.
Melalui lembaga agama yang ada, para pemeluk agama dapat berinteraksi dengan sesamanya, sehingga dapat mengembangkan diri baik dalam hal iman, intelektual, ekonomi dan social.
3. Pemersatu umat
Melalui lembaga agama, para pemeluknya merasa senasib dan seperjuangan yang memilki satu tujuan dalam mencapai jati diri terkait dengan konsep hidup sebenarnya.
Sebagai lembaga, agama juga memilki peran deskruktif yaitu :
1. Fanatisme golongan.
Harus disadari bahwa sulit untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan dari persoalan mengenai fanatisme beragama, tetapi palig tidak dapat diperhatiakan bahwa pada titik mana agama menjadi sumber konflik dan sampai sejauh mana agama dapat member jalan keluar terhadap konflik beragama yang ada.
Bentuk kekerasan agama, biasanya diorong oleh sikap dan trindakan yang membagi dua kelompok agama, yakni kelompok dalam agamanya dan kelompok diluar agamanya. Kelompok dalam agamanya biasa dianggap suci dan kelompok diluar agamanya dianggap kafir atau tidak ber-Tuhan.
2. Agama terkadang melegalisasikan konflik atau pertentangan antar umatnya dan umat agama lain, bukan untuk mengatasinya
3. Membutuhkan wilayah tertentu sebagai tempat yang aman bagi pemeluk agamanya untuk melakukan aktifitas tanpa merasa terganggu atau terancam dengan keberadaan umat beragama lain.
4. Konflik antar agama biasannya juga dipicu oleh persoalan- persoalan ekonomi, politik, kekuasaan dan sebagainya yang menunggangi agama sebgai alas an.













PB II
DASAR AGAMA KRISTEN
A. ALKITAB SEBAGAI ALAT PENYATAAN ALLAH

Tuhan Allah menyatakan diriNya kepada Israel dengan firman dan karyaNya didalam sejarah atau didalam Firman dan karyaNya yang menyejarah. Juga telah dikemukakan bahwa penyataan Tuhan Allah pada hakekatnya adalah penyataan kasihNya, yang dengannya Tuhan Allah telah mendamaikan manusia berdosa dengan diriNya sendiri
Oleh karena segala penyataan Allah tersebut terjadi dalam sejarah maka kita menyaksikan Tuhan Allah bersaksi, berbuat dan berkarya didalam sejarah Israel dengan karya- karyaNya yang besra dan menakjubkan melalui Alkitab. Karya- karya Allah yang dan menakjubkan itu umpamanya : pengeluaran bangsa Israel dari Mesir, penawanan Israel di Babel. Kita juga bisa menyaksikan karya Allah yang melalui Kristus, sengsara dan wafatNya serta kebangkitan dan kenaikanNya ke Sorga.
Sebagai kejadian- kejadian yang menyejarah, maka segala kejadian yang besar dan menakjubkan itu hanya terjadi sekali dan tidak terulang lagi. Padahal penyataan Tuhan Allah tidak hanya diperuntukan bagi mereka yang hidup pada zaman kejadian- kejadia itu terjadi. Tuhan Allah adalah Allah yang hidup sejak dahulu hingga sekarang dan sampai selam- lamanya.Oleh karena itu penyataannNya bukanlah hal yang mati tetapi yang hidup. Tuhan Allah terus bekerja didalam sejarah sejak dahulu, hingga kini dan selama- lamanya, untuk mendamaikan manusia berdosa dengan diriNya sendiri.
Demi keselamatan seluruh umat manusia disegala zaman, maka penyataan Tuhan Allah harus diteruskan dari satu keturunan ke turunan yang lainnya. Oleh karena itu, seluruh karya penyataan Allah tersebut dibukukan dan menjadi kesaksian yang tetap.
Dengan dibukukannya itu “ kesaksian menjadi tetap “ sehingga terjagalah kemurnian penyataan Tuhan Allah. Pembukuan penyataan Tuhan Allah itu menjadikan kita, orang- orang yang hidup setelah zaman Tuhan Yesus dapat bersatu dengan Tuhan Allah.
Pembukuan penyataan Tuhan Allah itu bermaksud agar supaya kita, orang- orang yang hidup setelah zaman Tuhan Yesus Kristus dapat percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah dan oleh karenanya mendapat hidup yang kekal.
Tuhan Allah juga telah menyatkan dirinya didalam Firman yang menjadi manusia didalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian maka semua orang yang percya kepada Yesus Kristus bias dapat bersekutu dengan Allah sendiri berdsarkan kesaksian penyataan Tuhan Allah didalam Alkitab. Alkitab adalah satu- satunya buku yang memuat tentang Firman Allah dan segala penyataanNya. Dan karena itu, Alkitab adalah satu- satunya dasar keyakinan dan kepercayaan Kristiani.

B. UNSUR- UNSUR AGAMA KRISTEN
1. Iman
Didalam Perjanjian Lama ( PL ), kata iman berasal dari kata kerja “aman” yang berarti memegang teguh. Kata ini dapat muncul dalam bentuk yang bermacam-macam , umpamanya dalam arti “memegang teguh kepada janji” seseorang, karena janji itu dianggap teguh dan kuat sehingga dapat diamini dan dipercaya.
Jika diterapkan kepada Tuhan, maka beriman kepada Tuhan berarti mengamini bahwa Tuhan adalah teguh dan kuat.
Dalam Perjanjian Baru (PB) iman berarti mengamini dengan segenap kepribadian dan cara hidupnya kepada janji Allah bahwa Ia didalam Kristus telah mendamaikan orang berdosa dengan diriNya sendiri, sehingga segenap hidup orang beriman dikuasai oleh keyakinan tersebut.
Iman Kristen adalah iman yang berkeyakinan bahwa Tuhan Allah dalam Yesus Kristus telah mendamaikan manusia berdosa dengan diriNya sendiri.
Iman juga berarti mengamini berita yang dibawa kepadanya sebagai berita yang benar. Akan tetapi iman menurut alkitab tidak hanya berhenti disitu sebab yang diamini adalah injil. Iman adalah cara bereksistensi dari hidup yang baru yang dikuasai Roh Kudus.
Karena itu dalam iman terdapat empat unsure, yaitu:
a. Unsur ketaatan
Beriman berarti taat kepada injil karena injil adalah pemberitaan berita keselamatan yang berdaulat.
b. Unsur pengetahuan
Pengetahuan adalah dasar iman Kristen dan oleh karena itu setiap orang percaya harus mengusahakannya bersama-sama dengan segala orang kudus.
(Efesus 3:18-19)
c. Unsur mempercayai
Iman bukan hanya soal akal, melainkan soal seluruh kehidupan manusia. Menurut Roma 10:9 iman adalah soal hati, soal inti manusia.
Orang beriman mempercayai segala janji dan kuasa Allah, tidak menyandarkan diri kepada perkara duniawi, melainkan menyerahkan dirinya secara mutlak kepada karunia Allah.
d. Unsur harapan
Oleh karena iman itu diarahkan kepada Kristus, maka iman dihubungkan juga dengan harapan. Sebab Kristus adalah sasaran harapan Kristen bersamaan dengan iman dan pengetahuan.
2. Alkitab
Menurut iman Kristen, alkitab bukanlah kitab undang-undang ilahi yang memuat peraturan-peraturan keagamaan dalam bentuk pasal-pasal, sehingga jika orang Kristen ingin mengetahui kehendak Allah, tinggal membuka kitab itu saja. Dengan demikian, maka alkitab sama halnya dengan kitab undang-undang pada umumnya.(kitab yang mati). Bagi iman Kristen, alkitab adalah kitab yang hidup, yang setiap saat dipakai oleh Tuhan Allah untuk berfirman kepada umatNya. Isi alkitab diilhamkan oleh Allah dengan perantaraan manusia yang berbeda-beda, di dalam keberadaan yang berbeda dan pada saat yang berlainan sekali. Mereka (orang yang diilhami) dipakai oleh Tuhan Allah untuk menguraikan pengalaman mereka mengenai pertemuan dengan Allah. Oleh karena itu, maka bahan-bahan inti yang menguraikan pertemuan Tuhan Allah dengan manusia tersebar diseluruh alkitab.
Alkitab terdiri atas dua bagian besar, yaitu Perjanjian Lama dan perjanjian Baru dan keduanya bukan kitab-kitab yang diturunkan dari sorga, melainkan alkitab (PL & PB) adalah kitab yang “tumbuh” dalam sejarah, “dilahirkan” karena kebutuhan umat Allah akan suatu pedoman yang tetap bagi kehidupan keagamaannya.

3. Allah yang menyatakan diri.
Sebelum manusia mengenal lebih jauh siapak Allah dalam kepercayaan Kristen, mkaa perlu diketahui tentang masalah penyataan Allah. Penyataan penting bagi manusia,karena “ dapatkah manusia mengenal Allah dan hakikatNya dalam keberadaannya senagai makluk yang terbatas ?”. Terhadap pertanyaan tersebut, ada dua kemungkinan jawabannya, yaitu :
 Manusia tidak mungkin dapat mengenal Allah dan hakikatNya karena manusia adalah makluk yang terbatas yang tidak mungkin mengenal Allah yang tidak terbatas.
 Manusia mungkin mengenal Allah dan HakikatNya hanya apabila Allah menyatakan diriNya.
Allah menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga manusia memilki kesadaran religious ( kesadaran akan adanya kodrat Ilahi ) dalam kehidupanya. Kesadaran religius tersebut memberikan pengetahuan bagi manusia untuk mengenal Tuhan Allah.

Dalam Teologi Kristen, Allah menyatakan dirinya kepada manusia melalui 2 cara yaitu :

 Penyataan Umum : Cara Allah menyatakan diri melalui penciptaan, sejarah dunia dan suara hati
 Penyataan khusus : Cara Allah menyatakan diri dan kehendakNya melalui FirmanNya dan puncaknya dalam diri Yesus Kristus.
4. Persektuan Gereja
Gereja adalah persekutuan yang terdiri dari orang- orang di panggil keluar dari kegelapan dan masuk kedalam persekutuan dengan Kristus. Pengertian ini tersimpul dari arti kata gereja yang berasal dari bahasa Portugis “ IGREYA “ yang dalam terjemahan Yunani dari kata “ KURIACHE “ yang berarti “ yang menjadi milik Tuhan “.
Alkitab menggunakan/ memakai kata gereja dengan sebutan SIDANG atau JEMAAT. Kata siding atau jemaat dalam bahasa Yunani memakai kata EKLESIA. Kata ini berasal dari kata EK da KELEO.EK artinya keluar dan KELEO artinya memanggil. Jadi gereja atau Eklesia adalah persekutuan atau perhimpunan yang terdiri dari orang – orang yang dipanggil keluar dari perhimpunan yang lama dan masuk kepada persekutuan yang baru yaitu bersama dengan Kristus.
Gereja sebagai lembaga yang menghimpun orang- orang yang percaya kepada Kristus memilki tiga tugas pokok yang menjadi tri panggilan orang percaya. Ketiga tugas panggilan gereja ini menjadi tugan dan tanggung jawab setiap orang percaya. Ketiga tugas itu adalah :
 Koinonia ( Bersekutu )
Ajaran tentang persekutuan dala Alkitab dikenal dengan istilah KOINONIA, merupakan sendi kehidupan gereja yang diartikan sebagai tugas dan panggilan yang lebih bersifat internal ( I Petrus 1:9-10 ).Kegiatan persekutuan ini antara lain dalam bentuk ibadah, sekolah minggu, katekisasi maupun berbagai acara lainnya seperti pembinaan dalam keluarga. Pada hakikatnya, melalui persekutuan berupa peribadahan, pada dasarnya ditujukan untuk semakin memperlengkapi jemaat dalam melaksanakan panggilan marturia dan diakonia secara actual dan kritis.
 Diakonia ( Melayani)
Menurut Yohanes Calvin, diakonia diyakini sebagai sesuatu yang gerejawi sifatnya, khususnya berkenaan dengan 2 bidang pelayanan yaitu :
1. Mengurus orang miskin
2. Menyelenggarakan pelayanan bagi orang sakit.
Diakonia meliputi pneyelenggaraan orang- orang sakit, orang sakit yang lama menderita, orang tua, penderita cacat atau yang tidak terpelihara baik, membantu dan memimpin pemuda yang terancam kemerosotan moral, menyokong keluarga dalam kesulitan, melindungi kaum wanita, menolong orang yang tersesat dalam masyarakat, memberikan bantuan bagi orang yang dalam kesulitan ekonomi dan melayani gereja dalam tugasnya. Fungsi pelayanan yang semacam ini secara eksplisit tersirat dalam pengajaran Tuhan Yesus antara lain dalam Matius 23, Matius 7 :21 Lukas 4 : 18.
 Marturia ( Bersaksi )
Amanat pewartaan Injil merupakan tugas yang disampaikan Tuhan Yesus kepada murid- murid pada waktu ( Mat 28 : 19-20 ). Tugas kesaksian yang diajarakan Tuhan Yesus adalah kesaksian yang holistic/ totalitas. Artinya kesaksian yang tidak hanya dilakukan secara verbalistik tetapi juga yang dinaytakan dalam sikap dan tindakan sebagai bukti iman kepada Allah
( yakobus 2 : 14 – 26 ).






PB III
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Bahwa dunia dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Allah dan hanya dapat diterima demgam iman.Setiap agama memiliki ajaran tentang alam semesta yang disebabkan karena penciptaan.Berikut ini adalah pandangan bebrapa agama tentang pencitaan alam semesta dan isinya termasuk didalamnya manusia :
1. Pandangan agam suku Murba
Alam semesta adalah hasil perkawinan atau persetubuhan tokoh- tokoh ilahi yang dilembagakan dalam asas laki- laki dan perempuan. Oleh karena itu tidak ada perbedaan yang asasi antara tokoh- tokoh ilahi dengan alam semesta dan segala isinya.
2. Pandangan agama Hindu
Dalam kitab- kitab UPANISAD, dengan tegas disebutkan bahwa dunia berasal dari BRAHMAN. Akan tetapi penjadian bukanlah suatu pekerjaan, sebab segala sesuatu mengalir keluar dari pada Brahman. Brahman sendiri disebut dengan bermacam- macam sebutan diantaranya: Para Brahman ( Brahman yang lebih tinggi )yang menjelmakan diri dalam Brahman yang lebih rendah ( Apara Brahman ) yang disamakan denga Siwa dan sktinya atau Wisnu dan saktinya.
Disini Brahman tampak sebagai Tuhan ( Iswara ). Dari tingkatan yang lebih rendah selanjutnya secara bertahap dilahirkan alam semesta dan manusia mulai dari yang halus hingga yang kasar.
Pencipataan disebut SRSTI yang berarti pengaliran keluar dari apa yang secara potensial telah ada dalam Brahman. Jadi penciptaan disini bukan dalam arti yang sebenarnya.
3. Pandangan agam Islam
Dalam ajaran kebathinan Islam terdapat ajaran tentang terjadionya dunia dan manusia sebgai yang dialirkan keluar dari Zat yang ilahi secara bertahap. Zat ilahi dari tempatnya yang tinggi turun mengendarai bentuk- bentuk penjelamaannya. Pengaliran keluar atau TANAZZUL ini terjadi dalam tujuh pangkat atau martabat. Dar pangkat pertama sampai ketujuh terjadilah penciptaan namun bukan penciptaan yang sebenarnya melainkan sama denga yang diajarkan dalam agama Hindu tentang SRSTI yaitu pengaliran keluar dari apa yang telah berada didalam zat yang mutlak.
4. Pandangan agama Kristen ( Alkitab )
Alkitab memulai kesaksiannya tentang Allah sebagai Pencipa langit dan bumi beserta segala isinya termasuk manusia ( Kejadia 1 dan 2 ).Kekristenan percaya akan adanya pencipta dibalik keberadaan dunia yang begitu menakjubkan ini ( Kejadian 1 & 2 ; Mazmur 33: 6 )
Penciptaan yang dilakukan oleh Allah berbeda dengan penciptaan oleh manusia karena Allah mencipta dari yang tidak ada menjadi ada dengan FirmanNya ( Roma 4: 7 ; Ibrani 11 : 13 ).
Menurut kesaksian Kejadian 1 & 2, Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya termasuk manusia dalam satu kurun waktu tertentu. Alkitab menyaksikan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dalam hitungan hari – hari ( waktu )yang berlainan dalam suatu kurun waktu.
Kesaksian tentang penciptaan ini menunjukan bahwa Tuhan adalah ALKHALIK, PENCIPTA dan PENGATUR yang memrintah atas segala buah ciptaanNya dank arena itu setiap orang percaya diajak untuk mempercayakan hidupnya kepada Tuhan yang adalah Pencipta segala sesuatu.
Dengan membahas karya Allah sebagai Pencipta maka kita tiba pada hakikat dan sifat Allah. Salah satu kesimpulan yang dibuat bahwa Allah adalah Sang Pribadi yang Mahakuasa. Allah dalam kebijaksanaanNya membuat putusan untuk menciptakan alam semesta dan isinya termasuk manusia.Hal ini menunjukan bahwa Ia adalah pribadi yang berpikir dan membuat keputusan. Tetapi juga Ia membangun relasi/ hubungan dengan ciptaanNya, khusunya dengan manusia.
Memang sangat sulit untuk membayangkan kepribadian Allah, namun kita akan sedikit tertolong bilamana kita membayangkan kepribadian manusia, karena manusia diciptakan menurut gambar Allah. Namun ini tidak berarti bahwa kepribadian manusia menjadi patokan untuk mengukur kepribadian Allah, karena kepribadian manusia hanyalah refleksi dari kepribadian Allah. Allah adalah pribadi yang Mahakuasa jelas terlihat dari karya penciptaanNya yang menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada dan terlihat dari keteraturan dan kebesaran ciptaanNya. KemahakuasaanNya menunjukan bahwa Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu dan karena Ia kekal adanya. Dari sinilah dapat ditambahkan sejumlah sifat Allah yang sempurna dan tidak terbatas, misalnya Mahahadir, Mahatahu dll.
Apakah konsekuensi dari kepercayaan Kristen terhadap Allah sebagai Pencipta alam semesta dean segala isinya ?. Ada beerapa implikasi dari kepercayaan kepada Allah sebagai Pencipta dalam kaitan dengan kehidupan orang percaya, yaitu :
1. Sebagai pencipta, Allah adalah sumber kehidupan daqn keberadaan kita. Karena itu hidup kita sepenuhnya bergantung kepada Allah, dan kita Adlah milki Allah sang Pencipta. Hal ini berarti juga bahwa Allah berdaulat atas hidup dan tujuan kehidupan kita. Allahlah yang berhak menentukan untuk apa kita hidup dan kita tidak akan menemukan kebahagiaan/ kedamaian didunia ini samapai kita menemukan Allah Sumber dan tujuan hidup kita.
2. Pengakuan dan kepercayaan akan kemahakuasaan Allah dan kebesaran Allah mendorong kita untuk mengagumi kenebsaran penciptaan Tuhan. Hal ini mendorong kita kepada sikap bersyukur dan beribadah kepada Tuhan.
3. Karena Allah Pencipta adalah juga pribadi maka manusia terpanggil untuk menjawab penyataan diri Allah dengan memasuki hubungan yang bersifat pribadi denganNya.





PB IV
MANUSIA

Pembicaraan mengenai manusia telah mnejadi persolan sejak adanya manusia di bumi. Pertanyaan mengenai siapakah manusia adalah tantangan bagi manusia disetiap abad dan masa.Berbagai pihak ( Filosof, Teolog, Biolog maupun Sosiolog )telah mencoba menjawab pertanyaan tersebut dan jawabannya bermacam- macam berdasarkan perspektif kajiannya. Pada dasarnya, jawaban terhadap pertanyaan siapak manusia akan membawa dampak atau konsekuensi serius bagi berbagai aspek penting terutama ynag berkaitan dengan sikap dan perlakuan atas manusia itu sendiri.
Dari mana asal manusia dan kemanakah tujuan hidupnya serta bagaiman rahasia hidupnya, telah mnejadi pusat perhatian segala agama sejak zaman dahulu.Berikut ini, pandangan agama- agama tentang manusia :
1. Agama suku Murba
Menurut Suku Murba, manusia adalah keturunan para dewa, baik karena hasil perkawinan dewa atas alam dan dewi alam bawah maupun karena hasil pertarungan kedua tokoh ilahi itu
2. Agama Hindu
Dalam Mashab siwa, diajarkan bahwa manusia baik secara lahiriah maupun bathiniah, mengalir keluar dari siwa yang diidentikan dengan Brahman. Karena tapa Brahman ini maka mengalirlah PURUSA yaitu asas rohani dan PRAKRTI yaitu asas badani. Gabungan kedua asas ini mengalirkan keluar BUDDHI; dari BUDDHI keluarkan AHANKARA yaitu asas kesadran perorangan. Demilkikalah manusia mengalir keluar dari Tuhan yang pada hakikatnya adalah Tuhan sendiri.


3. Agama Islam
Dalam agama Islam, dengan tegas diajarkan bahwa manusia adalah makluk Tuhan Allah. Manusia ada karena diciptakan oleh Tuhan Allah dan manusia bukanlah Allah serta bukan keturunan Allah melainkan makluk yang harus menghambakan diri kepada Allah
4. Agama Kristen ( Pandangan Alkitab )
Agama Kristen melalui para Teolog disepanjamg abad telah memberikan jawaban terhadap pertanyaan “ Siapakh manusia “.
Berdasarkan kesaksian Alkitab, pembicaraan mengenai hakikat manusia dibahas dalam bebrapa aspek, diantaranya :
a. Manusia adalah makluk ciptaan Allah
Fakta yang pertama dari kesaksian Alkitab dalam Kejadian 1:26-27 tentang manusia adalah makluk ciptaan Allah. Sebagai makluk, ia tetap makluk dan tidak akan pernah menjadi sama dengan Khaliknya. Sebagai makluk, ia bergantung kepada Allah Khaliknya dan sumber kehidupannya. Namun sebagai makluk cipataan Allah maka Allah berdaulat atas hidup dan tujuan hidup manusia.
Alkitab menggambarkan hubungan manusia dengan Allah penciptanya sebagai tanah liat ditangan penjunan.
b. Manusia adalah gambar Allah ( makluk Imago Dei )
Dalam Kejadian 1: 27 disaksikan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah. Hal ini berarti bahwa manusia diciptakan sedemikian rupa untuk menjadi pihak lain dengan siapa Allah berkomunikasi. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa Allah berfirman/ member perintah kepada manusia adalah bukti bahwa manusia dengan satu dan lain cara dapat menyatakan hubungan dengan Allah. Penciptaan manusia sebagai gambar Allah memungkinkan terjadinya sesuatu antara Allah dan manusia yaitu makluk dengan siapa Allah berhubungan dan kepada sipa Ia berfirman.


c. Manusia adalah makluk sosial
Kesaksian Kejadian 2: 18 menjelaskan bahwa manusia adalah makluk sosial yang menunjuk pada kenyataan bahwa manusia tidak sendirian dan selalu dalam keterhubungan dengan orang lain serta berorientasi kepda sesame.
Walaupun manusia adalah makluk social namun kita harusd berhati- hati terhadap pandangann yang memutlakan dan mengunggulkan dimensi social dan meremehkan dimensi individu karenanya kita bias jatuh dalam kolektifisme.
Sikap yang lebih bertanggung jawab adalah mengakui dan menjaga keseimbangan antara individualism dan kolektifisme. Individi tidak boleh dikorbankan karena kolektifitas dan sebaliknay kolektifitas tidak boleh diabaikan karena individualitas. Kita terpanggil untuk percaya secara individu namun juga terpanggil untuk menjadi orang percaya dalam kolektifitas yang kita sebut gereja. Kita perlu memperhatikan pertumbuhan dan kepentingan individu sebaliknya juga bertanggung jawab untuk pertumbuhan bersama- sama.
d. Manusia adalah makluk rasional dan berbudaya
Kenyataan bahwa Allah ( menurut Alkitab ) member perintah kepada manusia untuk memerintah, menaklukan alam semesta serta memeliharanya, menunjukan adanya hubungan yang tidak terpisahkan antara manusia denga al;am semesta. Ini adalah tugas kemandatarisan manusia dalam arti pelaksana dan wakil Allah dalam memerintah dan memlihara alam semesta ini.Jadi berbudaya adalah perintah Allah atau mandate yang disebut mandat kebudayaan.
Tetapi mandat tersebut hanya bias dilaksnakan karena Tuhan memperlengkapi manusia dengan potensi rasional yang menjadi salah satu cirri khas manusia yang membedakannya dengan makluk ciptaan yang lain. Rasionalitas adalah keunikan manusi, ternyata dalam fakta bahwa kebudayaan manusia sebagai buah rasionalitasnya mengalami perkembangan maju dan perkembangan itu telah membawa kita pada apa yang kita sebut dengan zaman ilmu dan tekhnologi modern.s
e. Manusia adalah makluk etis
Secara klasik Alkitab menggambarkan bahwa manusia diberi hukum ( nomos ) oleh Allah dalam bentuk larangan memakan buah pohon pengetahuan hal baik dan jahat ( Kejadia 2:17 ). Nomos ini menempatkan manuisa pada persimpangan jalan dimana ia dapat memilih diantara dua alternative. Kesempatanm untuk memilih ini menunjukan bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk memilih. Oleh karena pilihan bebas inilah, maka manusia juga diberikan kesadaran untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Kedasadaran tersebut menjadikan manusia sebagai makluk etis.
Manusia sebagai makluk etis berarti manusia memiliki kesadaran untuk membedakan yang baik dari yang jahat, yang benar dari salah yang bertanggung jawab dari yang tidak bertanggung jawab. Namun manusia tidak hanya dilengkapi dengan kesadaran etis, tetapi juga kebebasan untuk memilih diantara dua alternative. Hanya apabila manusia mempunyai kebebasan etis ( memilih secara etis ) maka manusia dapat dituntut pertanggungjawaban etis pula.
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa manusia adalah makluk etis dalam arti :
 Manusia mempunyai kesadaran etis yakni : kesadaran untuk membedakan yang baik dan yang buruk, benar danh salah, bertanggungjawab dan tidak.
 Manusia mempunyai kebebasan etis yakni : memilih secara bebas dari dua alternative pilihan.
 Manusia mempunyai pertanggungjawaban etis yakni : bertanggungjawab atas pilihannya.
f. Manusia adalah makluk berdosa ( sinner )
Manusia diciptakan sebagai makluk mulia dan baik, karena itu manusia mengalami perkembagan diberbagai bidang kehidupannya. Seiring perkembangan inilah, manusia juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan hidup akibat ulah manusia itu sendiri yang tidak bertanggungjawab. Mengapa hal tersebut bias terjadi ?. Dalam kekristenan dipercaya bahwa paradoks ini disebabkan karena manusia telah jatuh kedalam dosa ( Kejadian 3 ). Dosa dipahami bukan sekedar pelanggaran moral tetapi sikap memberontak kepada Allah yakni menolak otoritas Allah yang menentukan tujuan hidup manusia.
5. Pandangan Alkitab tentang hubungan Allah, manusia dan dunia.
Pada hakekatnya manusia adalah “ sekutu Allah “ seperti halnya hakekat Tuhan Allah sendiri adalah “ sekutu umatNya “. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah ( Kejadian 1 : 26 - 27 ), dimana manusia terpanggil untuk mencerminkan hidup ilahi didalam kehidupannya.
Hubungan antara Tuhan Allah dan manusia sejak semula adalah suatu hubungan antara Bapa dan anak, maka dapat dikatakan bahwa sejak semula telah ada perjanjian diantara Tuhan Allah dan manusia. Perjanjian itu adalah perjanjian hubungan yaitu Allah menjadi sekutu umatNya dan manusia menjadi sekutu Allahnya.
Hubungan antara Tuhan Allah dan manusia sejak semula, sejak Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya adalah hubungan kasih karunia, dimana manusia sebagai anak terpanggil untuk mepersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan Allah sebagai Bapanya. Sejak semula manusia terpanggil untuk mentati perintah Allah dan ketetapan- ketetapan Allah. Namun karena manusia menyeleweng dari kehendak Allah, maka manusia jatuh kedalam dosa. Sejak saat itulah hubungan antara Allah dan manusia menjadi putus dan manusia tidak lagi menjadi sekutu Allah tetapi menjadi musuh Allah.


Tetapi Allah yang adalah Kasih itu tidak mau melihat umat cipataanNya binasa karena dosa, maka dengan inisiatifNya Allah menyelamatkan manusia dengan jalan menjadi penebus dalam diri Yesus Kristus. Karya penyelamatan ini dilakukan Allah untuk menunjukan betapa kaisihNya kepada umat ciptaanNya. Ketika karya penyelamatan tersebut dilaksanakan maka hubungan antara Allah dan manusia yang sudah putus akibat dosa itu menjadi tersambung kembali. Dengan demikian maka manusia kembali menjadi sekutu Allah dan disebut sebagai anak Bapa.






















PB V
DOSA

I. DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA- AGAMA LAIN

A. DOSA MENURUT AGAMA HINDU
Agama Hindu mengajarkan bahwa hakekat amnesia dalah sama dengan Brahman, sebab manusia adalah sebagian dari Brahman. B4rahman ini menjelamakan diri didalam perorangan atau mengindividualisir diri sendiri. Oleh karena itu, jiwa manusia pada dirinya sendiri adalah murni dan bersih, tanpa cacat dan cela. Dosa disebabkan karena benda ( Prakrti ). Karena jiwa ( Atman / Purusa ) bersekutu dengan PRAKRTI maka jiwa manusia disilaukan hingga tidak tahu bahwa dunia ini adalah “ maya”, semu saja. PRAKRTI sendiri telah mengandung didalam nafsu- nafsu yang dihubungkan dengan indra manusia serta dengan unsure yang bermacam- macam didunia ini. Karena persekutuan dengan PRAKRTI inilah maka jiwa dijalinkan kedalam banyak hayalan. Hla ini megakibatkan bahwa tiap langkah yang dilakuakan manusia adalah salah.

B. DOSA MENURUT AGAMA BUDHA
Agama Budha mengajarkan bahwa penderitaan manusia didalam dunia ini disebabkan oleh keinginan ( TRSNA ) atau kehausan ( TANHA ). Sedang keinginan atau kehausan itu pada akhirnya disebabkan oleh AWIDYA atau ketidaktahuan. Yang dimaksud dengan ketidaktahuan disini adalah ketidaktahuan yang menjadikan manusia dikaburkan pandangannya.
Ketidaktahuan ini pertama- tama mengenai tabiat asasi alam semesta ini yang memilki tiga ciri yang menyolok yakni :
 Bahwa alam semesta adalh penuh dengan penderitaan ( dukha )
 Bahwa alam semesta adalah fana ( anitya )
 Bahwa tiada jiwa didalam dunia ini ( anatman )

C. DOSA MENURUT AGAMA ISLAM
Didalam agama Islam, gagsan yang terkuat ialah bahwa jiwa manusia ketika dilahirkan adalah bersih, seperti kertas yang belum ditulisi. Jikalau ada kecendrungan – kecendrungan untuk berbuat dosa, hal itu disebabkan karena nafsunya yang jahat yang menjadikan orang takabur dan sombong.

II. DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN ( ALKITAB )
Didalam Alkitab Perjanjian Lama dosa dibicarakan dengan bermacam- macam cara. Dosa adakalanya disebut dengan kata yang pokoknya berarti kehilangan ( Keluaran 20: 20 ; amsal 8 : 36 ). Kehilangan yan g dimaksud adalah manusia kehilangan tujuannya atau tidak mencapai tujuannya sebnab ia tidak meperhatikan peraturan yang diadakan oleh Allah.
Jadi dengan istilah “ kehilangan “, yang ditekankan ialah hasil tindakan manusia dengan dosanya itu, bukan motif- motif atau dorongan- dorongan yang mendorong perbuatannya. Dlam PL dosa juga bias berarti : bengkok, keliru, menyimpang dari jalan. Disini yang dipentingkan ialah unsure kesengajaan. Manusia digambarkan sebagai orang yang karena hati yang jahat melanggar hokum Tuhan Allah. Maka lebih tepat dikatakan bahwa itu adalah kesalahan ( Ayub 15 : 5 ; 20 : 7 ).
Istilah yan g paling hebat yang menunjukan sifat dosa adalah “ memberontak “. Artinya memberontak terhadap kekuasaan yang sah ( I raja- raja 12 : 9 ; II raja- raja 8 : 20 ), pemberontakan terhadap hokum Tuhan Allah ( Hosea 8 : 1 ). Jadi disini hakekat dosa dipandang sebagai pemebrontakan yang dengan sadar dilakukan terhadap Raja segala Raja yang disebabkan oleh ketinggian hati yang tiada taranya.
Dalam Perjanjian Baru, dosa disebut pelanggaran hukum Allah ( I Yohanis 3 : 4 ) yang menurut bahasa aslinya “ ANOMIA “ yaitu perbuatan yang tanpa kasih ( I Yohanis 4 :8 ) atau kejahatan ( I Yohanis 5 : 17 ). Ungkapan- ungkapan lainnya tentang dosa adalah : ketidaktaatan, ketidaksetiaan dan ketidakpercayaan.
Agar kita memiliki pegangan yang kuat, hendaknya kita menyelidiki berita tentangt dosa menurut Kejadian pasal 3. Bagian Alkitab ini mengisahkan bagaiman manusia jatuh kedalam dosa yaitu melalui perantaraan iblis. Da;lam Kejadian 3 ini, yang menjadi persoalan yang berkaitan dengan dosa ialah manusia ingin merdeka, bebas sebab ia merasa tidak merdeka, tidak bebas dibawah pemerintahan Allah Kahliknya.
Hakekat dosa disini bukan hanya tidak percaya kepda Tuhan Allah, bukan hanya melanggar perintah Allah melainkan lebih daripada itu dosa juga berarti memusuhi Allah bahkan memberontak terhadap Allah.
Dosa merusak hubungan, baik hubungan antara Allah dan manusia, hubungan antara manusia dan manusia serta hubungan manusia dengan alam. Oleh karena dosa manusia membenci Allah ( Yohan is 15 : 23,24 ),manusia hidup tanpa Allah ( Lukas 15 : 11 ), tidak layak disebut anak- anak Allah ( Lukas 5 : 21 ) dan manusia juga membenci sesamanya ( Kejadian 3 : 12 ).











PB VI
HIDUP BARU

A. ARTI HIDUP BARU
Dosa menyebabkan manusia kehilangan gambar Allah, artinya hubungan antara Allah dan manusia menjadi putus. Dalam keadaannya yang berdosa, manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri untuk bebas dari dosa. Hanya Allah yang oleh kasihNya mengambil inisiaitf untuk menolong umatNya, menebus menusia dari dosa melalui karya Yesus Kristus. Pemulihan keadaan manusia dari yang berdosa menjadi manusia yang tidak berdosa lagi inilah yang disebut PENCIPTAAN BARU. Hanya oleh karya penebusan Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus diatas kayu salib, manusia tidak lagi dikuasai dosa.
Dalam Etika Kristen, penebusan memiliki arti :
1. Pembenaran oleh iman ( Jastificatio Sola Fide )
Melalui pengorbanan Yesus Kristus manusia dibenarkan dihadapan Allah. Pembenaran berhubungan dengan iman, artinya pembenaran tidak dapat dipisahkan dengan iman. Manusia akan dibenarkan oleh Allah kalau ia percaya kepada kasih Allah yang menyelamatkan. Ada beberapa ayat Alkitab sebagai dasar kepercayaan Kristen, memberikan kesaksian bahwa hanya dengan iman manusia dibenarkan dihadapan Allah. ( Lukas 5:27 ; Lukas 19 : 1-8 ; Yohanis 8 : 11 ). Pemebnaran adalah anugerah Allah ( SOLA GRATIA ) melalui iman kepada Yesus Kristus ( SOLA FIDE )
2. Pengudusan ( Santificatio )
Pengorbanan Kristus tidak hanya membuat manusia menjadi benar,dianggap benar, tetapi juga menguduskan manusia itu. Sama seperti pembenaran yang berarti dianggap benar karena percaya kepada Kristus, demikian pula kekudusan/ kesucian berarti manusia dianggap kudus/ suci karena iman kepada pengudusan Kristus. Darah Kristus yang dicurahkan di atas salib adalah “ Materi “ dari kekudusan orang percaya ( I Petrus 1 : 18- 23 )
Pengudusan yang dilakukan Yesus diatas kayu salib diteruskan oleh Roh Kudus yang bekerja didalam hati manusia untuk terus memperbaharui dan menguduskan ora ng percaya.
Pengudusan sama halnya dengan pembenaran, yaitu merupakan anugerah Allah. Pada hakekatnya manusia itu cemar dan berdosa tetapi dikuduskan oleh Allah karna karya Yesusu Kristus melalui pekerjaan Roh Kudus. Orang yang percaya kepadaNya akan diperhitungkan sebagai kudus kalau ia hidup taat dan setia kepada Allah dalam seluruh hidupnya.
3. Kesempurnaan ( Perfectipo )
Selain pembenaran dan pengudusan, dalam etika Kristen diyakini pula bahwa pengorbanan Yesus Kristus juga membawa kesempurnaan bagi manusia. Kekudusan mengandung makna terpisah atau terlepas dari dosa dan mencapai kesempurnaan yang berarti baik seutuhnya atau baik seluruhnya. Manusia akan dianggap sempurna bila ia sungguh- sungguh dengan segenap hati dan jiwa taat kepada Allah ( Roma 12:1 ). Kesmpurnaan itu sama dengan kekudusan, hanya dapat dipahami dalam hubungan dengan Allah atau dalam persekutuan dengan Allah ( Kolose 3 : 14 )

B. HIDUP BARU ADALAH HARAPAN KRISTEN

Pengharapan dan hidup adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pengharapan itu perlu sekali untuk kehidupan. Barang siapa tidak menaruh pengharapan, ia telah mati lemas secara rohani dan moral.
Pengharapan Kristen adalah dasar kehidupan Kristen dalam 1 Yoh 3:3, dikatakan bahwa pengharapan Kristen itu mempunyai kekuatan untuk membersikan, menyucikan.

Mengapa pengharapan Kristen mepunyai kekuatan yang dapat membarukan kehidupan orang percaya ? :
1. Karena pengharapan itu mengandung kepastian , bahwa dunia baru sungguh-sungguh datang.
Barang siapa yakin-seyakinnya akan kedatangan langit baru dan bumi baru yang berisi kebenaran (II Pet 3 ) maka dalam keyakinan itu mempunyai suatu sumber pembangkit semangat.Pengharapan Kristen adalah sumber keberanian dan kekutan untuk melawan ketamakan hati.
2. Pengharapan itu memenuhi hati manusia dengan keberanian. Menaruh pengharapan kepada Yesus dan kerajaan-Nya yang akan datang,memberikan kegembiraan dalam hati kita.
Sukacita di dalam kristus adalah sumber kebersihan dan pembaruan.
3. Karna pengharapan itu menempatkan kita di bawah “Disiplin”kerajan yang akan datang.
Pengharapan akan kedatangan-Nya akan membangkitkan disiplin yang menggerakkan kita kepada kebersihan (kemurnian) dan kesederhanaan.
4. Dari pengharapan itu keluar pengaruh atas sikap hidup kita, oleh sebab pengharapan kepada Yesus membuatkita dapat membedakan mana yang berharga, mana yang baik, mana yang akan berlalu dan mana yang tetap.
5. Dari pengharapan Kristus itu keluar daya yang memperbaharui karena Kristus sendirilah norma segala sesuatu yang kita harapkan.
6. Dari pengharapan itu keluar daya yang membersihkan , memurnikan, menguduskan, oleh sebab yang menaruh pengharapannya kepada Kristus mulai dengan membersihkan diri sendiri.






PB VII
ROH KUDUS


Kata “ Roh “ dalam bahsa aslinya berarti “ nafas “ yang dapat dimengerti sebagai yang menghidupkan atau yang menyebabkan kehidupan. Roh Kudus adalah suatu bentuk kehadiran dari suatu keberadaan Ilahi, dengan jalan inilah Allah hadir di tengah- tengah umatNya tetapi sebagai kekuatan kreatif dan aktif. Roh Kudus menunjukan bagaiman Allah dekat dengan ciptaanNya, khususnya ciptaan yang mempunyai hubungan denganNya, yang dapat member respon atas FirmanNya.
1. Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
Banyak orang menyangka bahwa Allah baru hadir dan bekerja dalam Roh Kuduspada zaman Perjanjian baru yakni ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta di Yerusalem.Hal ini tidak benar.Kehadiran maupun tindakan Allah dalam Roh Kudus telah berlangsung jauh sebelumnya, bahkan sejak awal, karena pada hakekatnya Allah adalah roh. Pada waktu Allah mneciptakan langit dan bumi beserta isinya. Adalah Allah dalam Roh yang berkarya dalam pemnciptaan tersebut ( Kejadian1 : 1-2 ). Roh Kudus dalam PL tidak saja dikaitkan dengan penciptaan, tetapi juga dengan nubuat. Sudah jelas bahwa Roh Allah adalah berbeda dengan roh manusia, sebab Roh Allah adalah Allah sendiri. Dalam PL juga ditekankan bahwa Roh Allah itu mengilhamkan nubuatan. Roh Allah merupakan suatu kekuatan, namun kekuatan yang dirancang untuk mengkomunikasikan kehendak Allah dan membawa ciptaan kepada hidup yang sesuai dengan kehendakNya. Itulah sebabnya dalam Alkitab sering ada hubungan yang erat antara Rohy Allah dan firman Allah. Roh Allah dan Firman Allah tak dapat dipisahkan ( Mzm 33 : 6 ; II Samuel 23 : 2 ). Dalam Perjanjian Lama, karya Roh Kudus masih terbatas kepada bebrapa orang saja yaitu kepada mereka yang dipanggil oleh Tuhan Allah untuk melaksanakan tugas jabatab tertentu.
Dalam Perjanjian Lama, para orang saleh menanti- nantikan kedatangan zaman baru, zaman Roh Kudus dicurahkan kepada umat Allah. Nubuatan mengenai zaman baru ini telah dipenuhi dalam Kristus. Dialah Tunas yang tumb uh dari tunggul Isai, yang padaNya ada Roh Tuhan.
2. Roh Kudus dalam perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Lama, kita menjumpai fakta bahwa Roh Allah yang berintervensi dalam kehidupan manusia, namun baru dalam PB yang menyatakan fakta tentang Roh Kudus secra luas. Dalam PB, Roh Kudus berpusat dalam diri Yesus Kristus yang kemudian juga dicurahkan kepada orang- orang percaya terutama pada hari pentakosta. Roh Kudus adalah sesungguhnya Roh Allah dan juga Roh Yesus Kristus dan dengan demikian Ia adalah Allah itu sendiri. Karena memang Allah adalah Roh adanya ( Yoh 4 : 24 ). Roh Kudus memilki semua ciri keilahian sama seperti yang dimiliki oleh Allah, yakni Mahahadir, Mahatahu, dan Mahakuasa ( I Kor 2 : 10-16 ; Lukas1 : 35 ; Kis 1 : 8 ). Karena itu, kalau kita menyembah Allah sesungguhnya kita menyembah Allah yang menyatakan diri sebagai Bapa Pencipta,Yesus Penyelamat dan Roh Kudus Pembaharu dan Penolong.
Oleh karena Roh Kudus berpusat dalam Yesusu Kristus,maka didalam Kristus kita menyaksikan karya Roh yang tiada taranya. Setelah Ia mempersembahkan diriNya sebagai tumbal atas dosa manusia, Ia naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Karena kenaikanNya ke sorga, Kristus telah memiliki Roh Kudus dengan segala pahalanya. Dan karena segala kuasa telah berada didalam tanganNya maka dapatlah Ia menghadiahkan segala pahala Roh Kudus kepda para pengikutNya ( Efesus 4 : 8 ; I Petrus 3 : 22 ).
Karya keselamatan yang dilakukan Tuhan Allah melalui perantaraan Kristus atau dengan perantaraan Roh Kudus disebut karya “ Pembebasan “, karena dengan karya ini manusia dijadikan benar- benar hidup didalam kebebasan, yaitu kebebasan anak- anak Allah, bebas dari segala dosa dengan ikatannya, sehingga manusia dapat hidup dalam suasana baru yaitu suasana damai dengan Tuhan Allah tanpa ketakutan dan permusuhan.
Dengan karya keselamatan yang diusahakan oleh Yesus Kristus memang ada zaman yang baru, ada cara hidup yang baru. Dahulu manusia hidup didalam daging,atau dalam suasana yang dikuasai oleh dosa, akan tetapi sekarang orang beriman hidup didalam Roh atau dalam suasana yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Di Galatia 4 : 6 disebutkan, bahwa hal menjadi anak Allah itu terjadi demikian, bahwa Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita yang berseru “ ya Abba, ya Bapa “. Jikalau demikian maka ada hubungan timbal balik antara menjadi anak Allah dan pemberian Roh Kudus. Dalam Galatia 4 : 6 tersebut kita mendapat kesan bahwa hal menjadi anak Allah tadi mendahului pemberian Roh Kudus, karena kita adalah anak maka Allah menyuruh Roh AnakNya kedalam hati kita.
Akan tetapi dari Roma 8 : 14 – 16 kita mendapat kesan bahwa “ menjadi anak allah “ adalah akibat pemberian Roh Kudus, sebab disitu disebutkan bahwa seberapa banyak orang yang dipimpin Roh Kudus, mereka adalah anak Allah. Sekalipun demikian,kedua berita ini sebenarnya tidak bertentangan, sebab didalam Roma 8 : 23 umpamanya Roh Kudus disebut “ karunia sulung Roh” dan di II korintus 1 : 22 ; 5:5 ; Efesus 1 : 14, Roh Kudus disebut senagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita yaitu penebusan yang menjadi milik Allah.
Pemberian Roh Kudus sebagai karunia sulung dan senbagai jaminan keselamatan yang masih akan datang itu, dianggap sebagai bersifat sementara. Sebab sekalipun “ menjadi anak Allah “ itu telah dimulai dengan kedatangan Kristus, namun arti ungkapan itu yang definitip, yang menentukan, baru akan tampak pada akhir zaman. Pemberian Roh Kudus adalah pemberian karunia yang bersifat sementara untuk menolong kelemahan kita ( Roma 8 : 26 ) Roh Kudus yang diutus memasuki hati orang beriman dan Roh itu bersaksi bersama- sama dengan dengan roh orang beriman (Gal.4:6 ; Rm.8:16). Maka orang beriman dipanggil untuk hidup di dalam hubungan dengan Allah sebagai anak Allah yang sejati. Mereka harus membuang roh perbudakan (Rm.8:15) dan mereka boleh menyebut Allah sebagai Bapanya (Rm.8:15; Gal.4:6). Di sini tampak dengan jelas hubungan antara Roh Kudus dan hal “menjadi anak Allah” . Roh Kudus mengajar kita untuk berdiri atas dasar nisbah antara anak dan Bapa, dan Roh itu juga memelihara hubungan yang hidup ini. Ini memasuki hati orang beriman untuk membangkitkan mesadaran para anak itu. Dari hati orang beriman tadi Ia naik ke hadirat Tuhan Allah, serta membantu orang beriman berdoa (Rm. 8:26). Demikianlah “Roh yang menjadikan anak Allah” (Rm. 8:15) tadi menjadi penghubung yang tidak dapat dikesampingkan, serta menjadi penghubung yang tidak dapat di patahkan di dalam seluruh karya penyelamatan Tuhan Allah. Barangsiapa memiliki Allah sebagai Bapanya, segala sesuatu bekerja bagi kebaikannya. Barang siapa yang di kenal oleh Allah, ia akan juga di pimpinNya kepada tujuannya, yaitu memiliki gambar AnakNya. Sebab memang untuk itulah orang beriman dipanggil dari dunia ini, yaitu untuk dibenarkan dan dipimpin kepada kemuliaan (Rm. 8:28 dst).
Akhirnya “menjadi anak Allah” itu dihubungkan juga dengan “menjadi ahli waris” (Bnd. Gal. 3:26,29; 4:7; Rm. 8:27).
Hal menjadi ahli waris ini dapat disebut puncak atau akhir dari hal “menjadi anak Allah”. Warisannya adalah kemuliaan yang akan datang, yaitu “bersama-sama dengan Kristus” (Rm.8:17; bnd. Ef. 1:18),atau kerajaan Allah yang akan datang (1 Kor.6:9 dbr; 6:15,50 dbr), atau keadaan yamng itdak akan binasa (1Kor. 15:50b ), atau hidup yang kekal (Tit. 3:7 ), yaitu apa yang akan menjadi bagian orang bariman pada akhir zaman (Ef. 1:4,18; 5:5; Kol. 3:24; bnd. 1:13).
Oleh karena “menjadi anak Allah” itu mengandung di dalamnya “menjadi ahli waris”, padahal “menjadi anak Allah” itu sekarang telah direalisir, maka “menjadi ahli waris “ itu sekarang juga telah terjadi. Hanya saja kesempurnaan bagian warisan tadi baru akan diwujudkan pada akhir zaman (Rm. 8:19).




PB VIII
IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN- TEKHNOLOGI


A. IMAN
Secara umum yang disebut iman atau percaya adalah menerima kesaksian orang lain. Dalam Roma 10 : 7, dikatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaranh oleh Firman Kristus. Iman juga berarti : mengamini berita yang dibawa kepadanya sebagai berita yang benar. Iman adalah cara bereksistensi dari hidup yang baru oleh karena Roh, artinya hidup yang baru yang dikuasai oleh Roh Kudus. Hidup dari iman berarti hidup dalam persekutuan dengan Kristus sebab hidup dalam persekutuan dengan Kristus sama artinya dengan hidup dalam persekutuan dengan Roh Kudus.
Oleh karena iman adalah cara bereksistensi dari hidup yang baru yang dikuasai oleh Roh Kudus maka didalam iman itu pertama- tama harus terdapat unsur- unsure :
1. Unsur ketaatan
Dalam Roma 1 : 5, Rasul Paulus berkata bahwa ia dipanggil menjadi rasulitu un tuk menuntun semua bangsa supaya mereka percaya dan taat kepada nama Tuhan Yesus Kristus. Hal ini disebabkan karena iman kepada injil sebagai pemberitaan berita keselamtan yang berdaulat. Iman sebagai ketaatan tidak dapat dilepaskan dari pada isi injil sebab iman adalah mentaati isi injil.
2. Unsur pengetahuan
Adapun yang menjadi isi pengetahuan iman adalah kehendak Tuhan Allah. Iman akan kehendak Allah adalah dasar kekuatan bagi kehidupan Kristen. Menurut Rasul paulus, pengetahuan tentang kehendak Allah itu harus diusahakan oleh semua orang percaya baik secara individu maupun secara bersama- sama.
Dalam Kolose 1 : 9, Rasul paulus mendoakan agar jemaat di Kolose menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
3. Unsur mempercayai
Iman bukan hanya soal akal, melainkan soal seluruh kehidupan manusia.
Menurut Roma 10 : 9, iman adalah soal hati, soal inti manusia. Orang yang beriman mempercayai segala janji dan kuasa Allah ( Rm 4 : 11,17-21 ), tidak menyandarkan diri kepada perkara duniawi ( Filipi 3:3 ) melainkan menyerahkan dirinya secara mutlak kepada karunia Allah ( II Korintus 13 : 5,
I Korintus 16 : 13 ).
Mempercayai atau mengandalkan ini juga berdasarkan pengetahuan akan Tuhan Allah ( Galatia 4 : 9 )
4. Unsur harapan
Oleh karena iman juga diarahkan kepada Kristus maka iman juga dihubungkan dengan harapan. Sebab Kristus adalah harapan Kristen, bersamaan dengan iman dan pegetahuan.
Jika dipandang dari segi manusia, iman dapat disebut tindakan manusia dalam mengulurkan tangannya untuk menerima panggilan Tuhan Allah, atau didalam mengambil berita kegirangan yang ditawarkan opleh Tuhan Allah, sehingga pemberian kasih karunia Allah tadi menjadi kenyataan didalam hidupnya.
B. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKHNOLOGI
1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah hasil usaha manusia didalam menyelidiki alam dan seisinya dengan cara mengamati, menganalisa dan menggolong- golongkan secra teratur dan teliti, kemudian disimpulkan sehingga merupakan metode yang berguna untuk mengungkapkan kebenaran – kebenaran baru samapi batas kewenagannya.
2. Tekhnologi
Kata tekhnologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “ TACHNE dan “ LOGOS “. Tekhnologi dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan perkakas- perkakas atau alat- alat yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan manusia
Oleh karena itu secara lengkap, ilmu pengetahuan dan tekhnologi ( IPTEK ) merupakan hasil penelitian manusia terhadap alam semesta ( dunia dan sekitarnya ) dan dirinya sendiri, yang kemudian disusun dan dirumuskan secara logis dan sistimatis, sehingga mudah dipahami, dipelajari dan dievaluasi. Ilmu penegetahuan dan tekhnologi diciptakan untuk menolong manusia dalam memahami dirinya, lingkungannya dan sesamanya serta mempermudah manusia dalam menjalankan aktifitas kehidupannya. Walaupun dalam kenyataannnya IPTEK sangat berguna bagi manusia tetapi disisi lain IPTEK juga dapat merusak manusia dan sekitarnya. Hal tersebut bisa terjadi bila IPTEK teresbut disalahgunakan oleh manusia. Bahkan oleh manusia, IPTEK juga dapat dipakai untuk melawan Tuhan.
C. HUBUNGAN ANTARA IMAN DAN ILMU PENEGTAHUAN- TEKHNOLOGI
Pembicaraan mengenai iman berkaitan dengan agama karna melalui agama maka manusia bisa memilkim iman kepada Allah. Agama memberi sumbangan yang berarti dalam rangka memotivasi manusia mempelajari dan mengembangkannya dirinya demi keselamatannya. Dipihak lain, tantangan terbesar dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi adalah bahwa agama bisa menjadi kurang atau tidak relevan lagi dalam memecahkan persoalan hidup manusia. Selain itu disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dapat dibuktikan secara empiris, dapat saja merosotkan iman seseorang sehingga tidak percaya lagi pada kebenaran agama bilama temuan ilmu pengetahuan ternyata berbeda dengan deskripsi kitab suci keagamaan seseorang. Singkatnya, kemajuan ilmu pemgetahuan dan teknologi dapat menjadi ancaman bagi kehidupan beragama manusia.
Jadi, bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi tetap diusahakan berkembang, tetapi juga iman dan taqwa manusia dalam kehidupan beragamanya ditingkatkan?
Karena itu haruslah dicari hubungan yang bermakna anatara iman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hubungan yang bagaimanakah di antara keduanya yang dapat dipertanggungjawabkan?
Tantangan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu terasa di Indonesia, karena ideology pancasila yang mengasumsikan semua orang percaya kepada Tuhan, maka secara publik jarang ada orang mempertanyakan eksistensi Tuhan dan Kebenaran dari apa yang dianggap penyataan ilahi dalam kitab-kitab suci keagamaan. Hal ini tak berarti bahwa secara individual orang tak secara kriteria mempertanyakan dasar iman mereka. Undang-undang system pandidikan nasaional juga secara tegas merumuskan tujuan pendidikan nasional pertama-tama untuk meningkatkan keimanana dan ketaqwaan terhadap Tuhan, meskipun juga turut memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi .
Hubungan iman dan ilmu pengetahuan dalam sejarah kekristenan dapat disederhanakan dalam dua bagian yakni :
c.1. Dominasi iman terhadap ilmu pengetahuan
Didunia Barat, etmapat kekristenan berasal, khususnya selama abad pertengahan, kita menyakssikan adanya dominasi iamn atas ilmu pengetahuan. Teologi yang menjadi acuan iman orang Kristen dianggap sebagai ratu ilmu pengetahuan, telah ditempatkan sebagai ukuran kebenaran untuk segala hal, bukan hanya soal iman dan etika.
C2. Dominasi ilmu pengetahuan terhadap iman/ agama
Tantangan terbesar atas agama/ iman dalam abad ilmu pengetahuan adalah keberhasilan metode ilmu pengetahuan. Nampaknya ilmu pengetahuan memberikan satu-satunya jalan yang dapat dipercaya menuju kepada penegetahuan( knowledge ). Banyak orang menganggap sains ( ilmu pengetahuan ) bersifat obyektif, universal, rasional dan didasarkan pada bukti observasi yang kuat.Sedangkan agama pada sisi lain bersifat subyektif, parochial ( sempit skopnya ),emosional dan didasrkan pada tradisi atau sumber kewibawaan yang saling bertentangan satu sama lain.

Bagaimankah sikap Kristen terhadap hubungan antara ilmu pengetahuan dan iman ?
 Kita tidak terlalu optimistic dan mengagung-agungkan tekhnologi sebagai penolong / penyelamat karena hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan.Pengagungan terhadap tekhnonlogi dapat berkembang menjadi sikap yang mendewakan tekhnologi yang akan membawa manusia kepada penyangkalan akan kedaulatan Allah atas kehidupan manusia.
 Kita tidak terlalu pesimis dengan kemajuan tekhnologi sebab tekhnologi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang sesungguhnya adalah perwujudan dan ekspresi yang sah dari kapasitas manusia dan merupakan kontribusi esensial bagi kesejahteraannya.

0 komentar: